Jika Anda membutuhkan artikel tentang budaya, Anda bisa memesannya di Laskarseo. Kami adalah penyedia jasa penulis artikel profesional yang bisa menulis artikel dengan baik, sehingga artikel yang dihasilkan ramah Google.
Kami menyediakan berbagai artikel yang bisa Anda pesan, salah satunya adalah artikel tentang budaya.
Dibawah ini adalah contoh artikel tentang budaya yang tim Laskarseo tulis.
Artikel Tentang Budaya : 7 Tradisi Khas Tegal
Kali ini, tim Laskarseo akan menulis artikel tentang budaya dengan judul “7 Tradisi Khas Tegal”.
Tegal merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Tegal memiliki 18 kecamatan, dengan banyaknya kecamatan tentu Tegal memiliki banyak budaya dan tradisi yang berkembang di masyarakat.
Berikut ini adalah 7 tradisi khas Tegal yang patut Anda ketahui :
Table of Contents
Tradisi Mutih Untuk Perempuan yang Mau Menikah
Tradisi pertama yang masih berkembang dan terus dijalankan oleh masyarakat Tegal adalah tradisi mutih. Tradisi ini hanya dilakukan oleh perempuan yang akan menikah.
Biasanya menuju hari pernikahan, calon pengantin wanita hanya diperbolehkan untuk makan makanan yang berwarna putih. Mutih disini artinya adalah putih.
Jadi mereka yang melaksanakan tradisi ini hanya diperbolehkan makan nasi, tempe, dan tahu rebus. Intinya adalah yang tidak berwarna dan memiliki rasa yang tidak beragam, cukup rasa asin saja.
Tradisi ini diyakini akan membuat calon pengantin wanita akan lebih terlihat “pangling” atau berbeda. Serta terpancar aura kecantikannya saat hari pernikahan tiba. Sehingga membuat calon pengantin laki – laki terpesona.
Tak hanya itu saja, menjelang pernikahan, calon pengantin laki – laki dan calon pengantin wanita juga dilarang bertemu. Namun mereka tetap diperbolehkan untuk berkomunikasi menggunakan smartphone.
Calon pengantin laki – laki dan perempuan ini diizinkan untuk bertemu setelah ijab qobul dan sah menjadi sepasang suami istri.
Tradisi Sedekah Laut
Tradisi yang kedua yang dilakukan oleh masyarakat Tegal adalah sedekat laut. Biasanya warga beramai – ramai untuk membuat gunungan yang berisi berbagai macam sayur mayur dan buah – buahan.
Untuk buah – buahan terdiri dari apel, jeruk, pisang, jambu, mangga, belimbing dan lain – lain. Untuk sayur mayur terdiri dari kacang panjang, timun, pare, terong, cabai.
Semua sayur mayur dan buah – buahan diatas kemudian disusun menjadi gunung. Selain itu, biasanya ditambahkan kepala sapi yang diletakkan di atas gunungan sayur mayur dan buah – buahan diatas.
Kemudian gunungan bahan makanan hasil alam tersebut diangkut dengan kapal besar dan dibawa ke tengah lautan. Banyak orang yang mengikuti tradisi ini mulai dari anak – anak sampai dengan orang tua.
Setelah sampai di tengah laut, kemudian gunungan tersebut dibuang ke tengah laut. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat pesisir Kota Tegal sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rezeki yang telah diterima.
Setelah proses pelepasan gunungan bahan hasil bumi di laut, mereka kembali ke darat. Saat kembali ke darat mereka disambut dengan acara penyambutan dengan adanya musik dangdut orgen.
Menikmati Teh Poci Bersama
Jika Anda berkunjung ke Tegal ataupun tidak sengaja mampir saat mudik. Anda patut mencoba teh poci khas Tegal. Tradisi moci atau minum teh ini sudah menjadi kebiasaan saat pagi hari saat sarapan ataupun ngeteh di sore hari yang ditemani dengan pisang goreng ataupun tahu aci yang merupakan salah satu makanan khas Tegal.
Minum teh atau moci ini disajikan dengan menggunakan cangkir yang terbuat dari tanah liat.
Agar semakin nikmat, umumnya daun teh kering dimasukkan ke dalam cangkir tanah liat, kemudian Anda bisa memasukkan gula batu sesuai dengan selera Anda. Setelah itu, masukkan air yang mendidih ke dalam cangkir, dan gula batu akan meleleh secara perlahan.
Racikan daun teh kering, gula batu dan air panas akan menghasilkan aroma yang khas dan menenangkan.
Aroma khas “wasgitel” teh seperti wangi, panas, legi atau manis, dan kental adalah perpaduan teh yang sangat nikmat.
Tradisi moci ini biasanya dilakukan pada saat acara kumpul – kumpul acara besar, ataupun sekedar kumpul – kumpul biasanya bersama teman dan keluarga. Menikmati teh poci panas bersama merupakan hal yang paling tepat.
Tradisi Prepegan
Tradisi yang keempat yang biasa dilakukan oleh masyarakat Kota dan Kabupaten Tegal adalah tradisi prepegan.
Tradisi ini biasanya dilakukan saat menyambut lebaran. Biasanya masyarakat akan berbondong – bondong akan berjalan ke pasar tradisional terdekat atau menggunakan kendaraan untuk berbelanja kebutuhan pokok untuk hidangan hari raya serta menyambut sanak saudara dan tetangga.
Tak heran jika saat prepegan tiba, pasar akan sangat sesak dipenuhi orang – orang yang akan berbelanja. Selain itu, saat lebaran tiba, biasanya masyarakat Tegal juga akan menyiapkan bingkisan untuk sanak saudara. Tradisi berkunjung ke sanak saudara saat lebaran disebut dengan nyadran. Biasanya saat nyadran seseorang akan membawa makanan berisi sirup dan kue – kue khas lebaran seperti kue nastar dan kue kastengel.
Wayang Golek Cepak
Tak hanya suku Sunda yang memiliki wayang golek yang terkenal. Masyarakat Tegal juga memiliki wayang golek yang disebut dengan Wayang Golek Cepak.
Bahan dasar pembuatan wayang golek ini terbuat dari kayu jenis kedondong jaran. Kayu jenis ini memiliki kualitas yang baik sehingga awet dan tahan lama.
Untuk mewarnai wayang golek agar terlihat lebih cantik, para pengrajin menggunakan cat semprot yang biasa digunakan untuk kendaraan roda empat.
Tari Endel Khas Tegal
Tari Endel adalah salah satu tari tradisional khas Tegal. Para penari endel ini menggunakan topeng dengan enam gaya yaitu topeng panji, topeng krisna, topeng endel, lanyapan alus, patihan. Selain itu, ada juga topeng tambahan seperti punakawan dan beberapa topeng lainnya yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan cerita yang ingin disampaikan saat menari.
Tari Endel ini biasanya berlangsung selama 3 – 4 jam yang diiringi dengan 10 pangrawit, seorang dalang, dan seorang sinden.
Sintren
Tradisi yang masih ada dalam masyarakat Tegal selanjutnya adalah Tari Sintren. Sebenarnya Tari tradisional Sintren ini sebenarnya tak hanya ada di Tegal, namun ada juga dan cukup populer di masyarakat pesisir utara pulau Jawa seperti Cirebon, Brebes, Indramayu, Tegal, dan Pekalongan.
Tari Sintren ini menceritakan kisah cinta yang tak direstui antara Sulasih dengan Raden Sulandono. Akan tetapi, kedua pasangan ini dipertemukan kembali di dunia lain yaitu alam ghaib oleh Dewi Lanjar yang merupakan Ibu dari Raden Sulandono.
Biasanya penari Sintren ini menggunakan kacamata hitam sebagai atribut saat menari.
Dapatkan Artikel Tentang Budaya dari Tim Laskarseo
Jika Anda tertarik dengan artikel tentang budaya seperti contoh di atas. Anda bisa memesan artikelnya di Tim penulis Laskarseo.
Kami menyediakan berbagai jenis artikel yang bisa Anda pesan, mulai dari artikel tentang budaya, contoh artikel lingkungan, contoh artikel pendidikan, dan masih banyak lagi.
Segera dapatkan artikel tentang budaya yang menarik dan harga terjangkau hanya di Laskarseo.